Efek rumah kaca dan Pengertiannya
Pengertian efek rumah kaca,
Istilah efek rumah kaca atau dalam bahasa inggris disebut
dengan green house effect ini dulu berasal dari pengalaman para petani
yang tinggal di daerah beriklim sedang yang memanfaatkan rumah
kaca untuk menanam sayur mayur dan juga bunga bungaan. Mengapa
para petani menanam sayuran di dalam rumah kaca ? Karena di dalam rumah
kaca suhunya lebih tinggi dari pada di luar rumah kaca.
Suhu di dalam rumah kaca bisa lebih tinggi dari pada di luar, karena
Cahaya matahari yang menembus kaca akan dipantulkan kembali oleh benda
benda di dalam ruangan rumah kaca sebagai gelombang panas yang berupa
sinar infra merah, tapi gelombang panas tersebut terperangkap di dalam
ruangan rumah kaca dan tidak bercampur dengan udara dingin di luar
ruangan rumah kaca tersebut. itulah gambaran sederhana mengenai
terjadinya efek rumah kaca atau disingkat dengan ERL.
kemudian dari pengalaman para petani di
atas dikaitkan dengan apa yang terjadi pada bumi dan atmosfir. Lapisan
atmosfir yang terdiri dari, berturut-turut : troposfir, stratosfir,
mesosfir dan termosfer: Lapisan terbawah
(troposfir) adalah bagian yang terpenting dalam kasus efek rumah kaca
atau ERK. Sekitar 35% dari radiasi matahari tidak sampai ke permukaan
bumi. Hampir seluruh radiasi yang bergelombang pendek (sinar alpha, beta
dan ultraviolet) diserap oleh tiga lapisan teratas. Yang lainnya
dihamburkan dan dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh molekul gas,
awan dan partikel. Sisanya yang 65% masuk ke dalam troposfir. Di dalam
troposfir ini, 14 % diserap oleh uap air, debu, dan gas-gas tertentu
sehingga hanya sekitar 51% yang sampai ke permukaan bumi. Dari 51% ini,
37% merupakan radiasi langsung dan 14% radiasi difus yang telah
mengalami penghamburan dalam lapisan troposfir oleh molekul gas dan
partikel debu. Radiasi yang diterima bumi, sebagian diserap sebagian
dipantulkan. Radiasi yang diserap dipancarkan kembali dalam bentuk sinar
inframerah.
Sinar inframerah yang dipantulkan bumi
kemudian diserap oleh molekul gas yang antara lain berupa uap air atau
H20, CO2, metan (CH4), dan ozon (O3). Sinar panas inframerah ini
terperangkap dalam lapisan troposfir dan oleh karenanya suhu udara di
troposfir dan permukaan bumi menjadi naik. Terjadilah Efek Rumah
Kaca. Gas yang menyerap sinar inframerah disebut Gas Rumah
Kaca disingkat dengan GRK.
Seandainya tidak ada ERK, suhu rata-rata
bumi akan sekitar minus 180 derajat C — terlalu dingin untuk kehidupan
manusia. Dengan adanya ERK, suhu rata-rata bumi 330 derajat C lebih
tinggi, yaitu 150 derajat C. jadi dengan adanya efek rumah kaca
menjadikan suhu bumi layak untuk kehidupan manusia.
Namun, ketika pancaran kembali sinar
inframerah terperangkap oleh CO2 dan gas lainnya, maka sinar inframerah
akan kembali memantul ke bumi dan suhu bumi menjadi naik. Dibandingkan
dengan pada tahun 50-an misalnya, saat ini suhu bumi telah naik sekitar
0,20 derajat C lebih.
Hal tersebut bisa terjadi karena
berubahnya komposisi GRK (gas rumah kaca), yaitu meningkatnya
konsentrasi GRK secara global akibat kegiatan manusia terutama yang
berhubungan dengan pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas, dan
batubara) seperti pada pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor,
AC, komputer, memasak. Selain itu GRK juga dihasilkan dari pembakaran
dan penggundulan hutan serta aktivitas pertanian dan peternakan, GRK
yang dihasilkan dari kegiatan tersebut, seperti karbondioksida, metana,
dan nitroksida. hal tersebut di atas juga merupakan salah satu penyebab
pemanasan global yang terjadi saat ini.
Gambar di bawah ini merupakan contoh
dari efek rumah kaca yang sudah berubah komposisi gas
rumah kaca nya,
0 komentar:
Posting Komentar